Laman

Minggu, 08 September 2019

Cara Membuat Sempolan Dari Cangkang Telur

Cara Pembuatan Sempolan Cangkang Telur
Pembuatan sempolan cangkang telur pada dasarnya hampir sama dengan pembuatan sempolan pada umumnya. Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan sempolan yaitu sebagai berikut 

Peralatan :

Tempat Penggorengan
Susuk wajan
Pisau
Baskom
Talenan 
Sendok
Piring saji
Cobek
Cething
Serog
Blender
Tusuk Sate
Ulekan


Bahan :

Cangkang Telur
Bawang merah 4 butir
Bawang putih 2 siung
Lada bubuk 1 sachet
Garam 1 sdt
Tepung kanji ¼ kg
Gula pasir 1 sdt
Daging Ayam ¼ kg
Daun Bawang 2 lembar
Air secukupnya
Tepung panir


Berikut cara pembuatan sempolan :


1. Cangkang telur pertama-tama dicuci hingga bersih, lalu dijemur selama 2 hari hingga benar-benar kering. 

2. Siapkan blender khusus lalu masukkan cangkang telur yang telah kering itu ke dalam blender.
Cangkang telur diblender hingga benar-benar halus.
Sebagai antisipasi. Jika belum benar-benar halus, masukkan serbuk cangkang telur tadi dan diulek hingga benar-benar halus seperti tepung terigu pada umumnya.
3.Masukkan daging ayam, garam, gula pasir, lada bubuk, bawang putih, bawang merah. Blender sampai tercampur secara merata.
4. Masukkan adonan tersebut ke dalam baskom. Beri tepung tapioka, tepung cangkang telur dan irisan daun bawang.
5. Aduk secara merata menggunakan tangan hingga adonan dapat dibentuk.
6. Panaskan air hingga mendidih.sambil menunggu air mendidih .kocok  1 butir telur dan siapkan 7. tepung panir di piring.
7. Setelah adonan kalis, bentuklah adonan dengan cara dikepal-kepal di tusuk sate.
8. Jika air sudah mendidih, rebuslah sempolan yang sudah dibentuk hingga mengambang
9. Setelah direbus, tiriskan sempolan tersebut dan masukkan ke cething.
10. Panaskan minyak goreng di wajan.
11. Sambil menunggu minyak panas, balurkan sempolan yang sudah direbus tadi dengan kocokan telur dan taburkan tepung panir secukupnya.
12. Goreng sempolan tersebut hingga berwarna kekuning-kuningan.
13. Sajikan


Meskipun terbilang cukup mudah, namun dalam pengerjaannya, pembuatan sempolan biasanya menemui sejumlah kendala. Adapun kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut. 

Dalam pembuatan sempolan kami memiliki sejumlah kendala yaitu, pada saat membuat adonan sempolan, adonan tersebut terdapat tepung cangkang telur yang kurang halus, sehingga dari proses penelitian kami mendapatkan sempol yang terlalu terasa cangkangnya. Selain itu, sempolan yang digoreng kurang matang di bagian dalamnya.
Untuk mengatasi kendala kendala tersebut maka dapat dilakukan beberapa cara. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah sebagai berikut:
Melihat cara pembuatan yang telah ada di internet sehingga kita dapat memasukkan bahan-bahannya dengan intruksi yang telah tersedia. Kemudian, untuk kendala dalam tepung cangkang telur yang kurang halus, sebaiknya tepung tersebut diulek lagi hingga benar-benar halus. Untuk kendala sempolan yang kurang matang, maka dapat ditambahkan sedikit minyak goreng dalam penggorengannya.



Literasi sebagai Senjata Menghadapi Revolusi Industri

Dalam menghadapi perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta menghadapi Revolusi Industri 4.0, kita sebagai pemuda literasi hendaknya memiliki sikap kritis dan terbuka, memiliki kemampuan menyerap informasi yang baik serta kemampuan adaptasi yang baik. Ketiga hal tersebut dapat diwujudkan dengan kemampuan literasi yang mumpuni, baik media cetak atau media sosial.

Perkembangan literasi di Indonesia masih tergolong pelan. Kita masih lebih suka membaca sesuatu yang sedikit kurang bermanfaat, seperti sosial media atau semacamnya. Sebenarnya sosial media tidak sepenuhnya buruk, banyak juga wawasan yang kita dapat yang semakin lama dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis kita dan melatih sikap terbuka terhadap pendapat orang lain. Semua itu tergantung diri kita. Apabila kita pandai beradaptasi terhadap segala sesuatu dan diiringi literasi yang cukup, maka Revolusi Industri 4.0 tidak lagi menjadi masalah.


Sabtu, 07 September 2019

10 FILM TERBAIK DI 6 BULAN PERTAMA 2019



Film Indonesia terbaik di 6 bulan pertama 2019
Kita sudah melewati 6 bulan pertama di tahun 2019. Dan saya sudah jatuh hati ke beberapa film Indonesia. Berikut adalah list nya:
1.Keluarga Cemara (10/10)
Dir. Yandy Laurens
Karya dari Yandy Laurens yang menyentuh dan hangat sekali. Terasa pendekatan personal dalam film ini dan tak terasa ada kecacatan apapum dalam film ini.
2.27 Steps of May(10/10)
Dir. Ravi Bharwani
Sebuah film yang menyentuh sekaligus menyayat hati siapapun yang menontonnya. Membuat kita terus bersimpati dengan apa yang terjadi di dalamnya.
3.Kucumbu Tubuh Indahku (10/10)
Dir. Garin Nugroho
Salah satu film kontroversi tahun ini yang mengangkat tema yang sangat tabu dengan permainan sinematografi dan nilai seni yang tinggi. What a masterpiece!
4.Sunyi(9/10)
Dir. Awi Suryadi
Satu-satunya film horor karya MD Pictures yang berhasil dengan sangat sangat gemilang dengan cerita yang setengah fresh tapi di eksekusi dengan sangat hati-hati dan berhasil.
5.Mantan Manten(8,5/10)
Dir. Farishad Latjuba
Mengajarkan keikhlasan dengan cara yang menyakitkan. Film yang unik karena menciptakan sebuah pertentangan antara dunia modern dan dunia tradisional.
6.Terlalu Tampan(8,5/10)
Dir. Sabrina Rochelle Kalangie
Mengingatkan gue dengan Wes Anderson dengan warna yang colourfull dengan permainan visual yang gak biasa. Gue suka dengan seberapa absurdnya komedi ini dan bisa dibawa ke dalam film dan bisa membuat kita tertawa.
7.Pocong The Origin(8/10)
Dir. Monty Tiwa
Film yang sangat fresh secara akting, naskah, jalan cerita dan twist. Sebuah film horor dengan bumbu yang berbeda tanpa ada jor joran jumpscare murahan dengan sinematografi, permainan warna serta set tempat yang apik!
8.Rumput Tetangga (8/10)
Dir. Guntur Soeharjanto
Harus diakui, film Rafi Ahmad yang satu-satunya bagus karena dibuat dengan hati-hati ketika membawakan isu wanita karier dengan pendekatan yang sangat personal membuat film ini sangat berhasil meski komedinya berantakan sekali.
9.Orang Kaya Baru (8/10)
Dir. Ody C. Harahap
Joko Anwar selalu berhasil dalam menciptakan komedi yang dipadukan dengan cerita yang sangat melekat pada keseharian ditambah dengan kritikan kritikan tajam yang cerdas serta film ini sangat rapih!
10.Foxtrot Six(8/10)
Dir. Randy Korompis
Film berkelas! Meski harus di akui CGI nya masih agak bermasalah, film ini udah berani maju dengan cerita yang dicampuradukkan dengan politik, film ini terasa berat sekali tetapi dipadukan dengan action yang gila membuat film yang harus nya berat menjadi tak terasa berat sama sekali.




Rabu, 28 Agustus 2019

RESENSI : Mangir



Hasil gambar untuk Mangir





Judul                 : Mangir
Pengarang         : Pramoedya Ananta Toer
Edisi                  : Cet. ke-2
Subyek              : Drama
Penerbit             : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit      : 2002
Tempat Terbit    : Jakarta





Mangir diambil dari nama sebuah desa di Yogyakarta. Pada masa pemerintahan Panembahan Senopati, Mangir merupakan daerah daerah bebas pajak. Bagi kekuasan kerajaan Mataram Jogja, Mangir adalah duri dalam daging. Desa ini secara terang-terangan tidak mau tunduk pada kerajaan Mataram, apalagi membayar upeti seperti wilayah lainnya.  Tokoh pemberontak dari Mangir itu adalah Ki Ageng Mangir. Dia ditakuti karena memiliki pusaka sakti, tombak Kyai Plered. 
Pram ingin menguak misteri yang selama ini menutupi Ki Ageng Mangir, melalui bukunya. Menurut versi Mataram, Ki Ageng Mangir adalah pemberontak yang halal darahnya untuk dibunuh. Maka diaturlah sebuah skenario untuk menjebak Ki Ageng Mangir. Caranya,  Panembahan Senopati mengirim Pambayun, yang tak lain adalah anak perempuan tertuanya, untuk menyamar sebagai penari ronggeng ke desa Mangir, dengan harapan Mangir terpikat dan menjadikan Pambayun sebagai istrinya. Jebakan itu berhasil. Ki Ageng Mangir jatuh cinta. 
Persoalan menjadi rumit ketika Pambayun kemudian secara tulus jatuh cinta kepada Ki Ageng Mangir, padahal tugasnya adalah membawa kepala Ki Ageng Mangir ke hadapan ayahandanya. Pambayun meminta Ki Ageng Mangir untuk mau datang menghadap ayahandanya, musuh politik  Ki Ageng Mangir sendiri yang kini adalah mertuanya sendiri. 
Versi Pram, adalah keniscayaan bagi Ki Ageng Mangir untuk begitu saja tunduk kepada Raja Mataram. Itu bukanlah watak aslinya. Mangir sebelum mati pasti melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan. Bukan mati secara sia-sia di atas bongkahan batu, di bawah injakan kaki kuasa Panembahan Senopati! 
Cerita dari Pram ini ingin membuka mata dunia bahwa keraton Mataram itu menyimpan watak licik, yakni menghalalkan segala cara. Maestro perancang skenario pembunuhan itu adalah Ki Juru Martani.  Tentu dengan persetujuan Panembahan Senopati yang merasa kedudukannya terusik. Kisah ini tidak hanya berhenti pada masa kekuasaan Mataram.
Pada masa kini, masih banyak beredar Ki Juru Martani yang lain, yang siap mengganyang siapa saja yang dianggap lawan politiknya.
Karya sastra ini cocok dibaca untuk kalangan remaja dan dewasa, terutama yang menyukai cerita-cerita khas tanah Jawa atau yang menyukai cerita-cerita histori di masa lampau, khususnya kerajaan.